MUSEUM MASA LAMPAU, KINI, DAN MENDATANG
- Kata Kita
- Jun 19, 2019
- 2 min read
Updated: Jun 22, 2019
SURABAYA, KATAKITA1745.WIXSITE.COM — Museum kanker Wisnuwardhana merupakan museum kanker pertama di Indonesia dan dunia. Museum yang berdiri pada 2 November 2013 ini, bertempat di jalan Kayoon no. 16 – 18 Embong Kaliasin, Genteng, Surabaya. Didirikannya museum tersebut bertujuan untuk edukasi.
“Banyak masyarakat yang kurang aware adanya jaringan sel kanker, mereka hanya mendengar kata kanker, tetapi bagaimana wujud jaringan sel kanker belum tahu,” jelas Ana selaku Direktur Museum Kanker Wisnuwardhana.
Meskipun begitu, sebagian besar warga Surabaya belum mengetahui tentang keberadaan museum ini. Museum yang sebelumnya merupakan yayasan tertua masalah kanker telah berdiri pada masa Soeharto tahun 1969.
“Kalau orang berbicara tentang museum selalu identik dengan masa lampau, tapi tidak untuk di sini. Museum ini dibuat tidak hanya untuk masa lampau, tetapi juga masa kini dan masa mendatang,” jelas Ana.
Sampai detik ini, penyebab spesifik kanker belum diketahui dan terdeteksi karena masih terus berkembang. Di Indonesia, kanker rahim, serviks, dan payudara menjadi hal yang mematikan setelah jantung.
Ana melanjutkan, “Jantung bisa pasang ring, bisa terdeteksi sejak awal. Namun, orang yang terkena kanker pada umumnya mereka datang ketika sudah memasuki stadium lanjut karena tidak ada tanda-tanda.”
Di dalam museum terdapat alat hitung otomatis jumlah orang di dunia yang meninggal karena kanker. Pada tanggal 15 juni 2019 pukul 12:22 WIB sudah sebanyak 118.918 jiwa yang meninggal karena kanker. Di atas alat tersebut juga terdapat papan yang bertuliskan “MOM… Please Don’t Die!”
Selain itu, di museum tersebut juga terdapat sel-sel kanker yang telah diawetkan beserta penjelasannya. Tidak hanya itu, terdapat juga hal yang berkaitan dengan sejarah hingga cara mendeteksi kanker. Di museum juga terdapat kebun mini untuk tanaman pencegah kanker dan ruang penuh asa. Jika memasuki ruang penuh asa, pengunjung bisa mengenal lebih dalam tentang kanker serviks dan payudara karena terdapat alat peraga seperti pakaian dalam, pembalut, dan terdapat pula meja kursi seperti ruang tamu.
“Disebut ruang penuh asa karena penuh harapan untuk penderita kanker payudara dan serviks. Manakala mereka datang di waktu yang tepat dan pencegahan yang cepat maka tingkat kesembuhannya tinggi, bisa dibilang 90% untuk stadium dini,” jelas Direktur Museum Kanker Wisnuwardhana.
Dalam museum ini juga disediakan tempat untuk pemeriksaan, namun sayang pemeriksaannya masih dalam masa pembenahan yang belum diketahui sampai kapan.

Comments